#1 Terjemah 'Ilm al-Tafsir: Ushuluhu wa Manahijuhu karya KH Afifuddin Dimyathi - علم التفسير: اصوله ومناهجه لعفيف الدين دمياطي
علم التفسير: اصوله ومناهجه لعفيف الدين دمياطي |
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
الحمد لله منزل الكتاب، ومجري السحاب،
ومعلم العلوم والآداب، وأفضل الصلاة وأتم التسليم على رسولنا المصطفى محمد بن عبد
الله، أمين وحي الله، والمستنير بخزائن علم الله، ومبلغه للأمة والناس كافة، وعلى
آله وصحبه الهادين المهتدين، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد:
Segala puji bagi Allah, Dzat yang menurunkan kitab suci, yang
menggerakkan awan, yang mengajarkan ilmu pengetahuan dan sastra, dan semoga
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi kita yang terpilih, Muhammad putra
Abdullah, kepercayaan (yang menerima amanah) wahyu Allah, yang diterangi oleh
perbendaharaan ilmu Allah, yang menyampaikannya kepada umat dan seluruh
manusia, -shalawat serta salam semoga tercurahakan- juga kepada keluarganya dan
para sahabatnya yang membimbing dan mendapat petunjuk, -shalawat serta salam
semoga tercurahakan- serta kepada siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik
hingga hari kiamat. Adapun setelahnya (setelah Bismillah, Alhamdulillah, dan
Shalawat):
فإن أفضل ما اشتغل به الباحثون، وأحسن ما
تسابق فيه المتسابقون، وأحق ما أعملت فيه الأفكار، وخير ما أفنيت فيه الأعمار بحثا
عن علومه وكشفا عن حقائقه، وبذلت فيه الأوقات دراسة وتدريسا لنفي الشكوك والريب
عنه، وصرفت فيه الجهود حفظا وتلاوة دفاعا عن ساحته، كتاب الله الذي لا يأتيه
الباطل من بين يديه ولا من خلفه تنزيل من حكيم حميد فهو حبل الله المتين وصراطه
القويم.
Sesungguhnya sebaik-baiknya sesuatu yang dikaji oleh para peneliti,
sebaik-baiknya yang diperlombakan oleh para peserta lomba, sepantas-pantasnya
yang dipikirkan oleh para pemikir, dan sebaik-baiknya yang dihabiskan umur
untuk mencari ilmu-ilmu dan mengungkap hakikatnya, serta menghabiskan waktu
untuk mempelajari dan mengajarkannya untuk menghilangkan keraguan dan
kebimbangan tentangnya, dan mencurahkan segala upaya untuk menghafal dan
membacanya untuk membela kesuciannya, adalah kitab Allah –al-Qur’an- yang tidak
dapat dimasuki oleh kebatilan dari depan maupun dari belakangnya –arah manapun-,
yang diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. -Yaitu
al-Qur’an- Kitabullah adalah tali Allah yang kokoh dan jalan-Nya yang lurus.
ولقد تسابق الفصحاء والبلغاء والحكماء
والشعراء في وصف هذا الكتاب العزيز وذكر محاسنه وفضائله فالكرامة والهداية والشفاء
والرحمة والهيمنة والتمام والحفظ والصدق، كل هذه وغيرها أوصاف كريمة حملتها آياته
العالية، وقد جاءت آية واحدة تطوي كل هذه الأوصاف في ثنايا جلال ومهابة، وذلك قوله
تعالى : (لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْءَانَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا
مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَلُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ
لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ) [الحشر: ٢١].
Dan sungguh, para ahli pidato, ahli bahasa, para filsuf, dan para
penyair telah berlomba-lomba dalam mendeskripsikan kitab yang mulia ini dan
menyebutkan keindahan dan keutamaannya, seperti kemuliaan, petunjuk,
kesembuhan, rahmat, kekuasaan, kesempurnaan, perlindungan, dan kebenaran. Semua
ini dan lainnya adalah sifat-sifat mulia yang terkandung dalam ayat-ayatnya
yang agung. Dan telah datang satu ayat yang merangkum semua sifat ini dalam lipatan
keagungan dan kemuliaan, yaitu firman Allah SWT: “Jika sekiranya Kami
menurunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk
terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu
Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir”. (QS. al-Hasyr: 21).
وإذا ولينا وجوهنا بعد ذلك شطر السنة
المطهرة من مروياتها في فضائل القرآن لنجد الكثير، فهو شافع لا ترد شفاعته إذا
اشتد الهول، فقد روى الإمام مسلم عن أبي أمامة الباهِلِيّ رضي الله عنه، قال: سمعت
رسول الله صلى الله عليه وسلم، يقول: " اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ
يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ
الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ
كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا
اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ
وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ".
Dan jika kita mengalihkan pandangan kita setelah itu ke arah sunnah
(hadits nabi) yang suci, dari riwayat-riwayat tentang keutamaan Al-Qur’an, kita
akan menemukan banyak. Al-Qur’an adalah pemberi syafaat yang syafaatnya tidak
akan ditolak ketika keadaan menjadi sulit. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu
Umamah al-Bahili, semoga Allah meridhainya, ia berkata: “Saya mendengar
Rasulullah Saw bersabda: “Bacalah al-Qur’an, karena ia akan datang memberi
syafa’at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, yaitu
surat al-Baqarah dan Ali ‘Imran, karena keduanya akan datang pada hari kiamat
nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi pembacanya, atau seperti dua kelompok
burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya. Bacalah al-Baqarah,
karena sesungguhnya membacanya akan memperoleh barakah, dan meninggalkannya (tidak
membacanya) akan menyebabkan penyesalan, dan pembacanya tidak dapat dikuasai
(dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir”.
ولم نجد واصفا وصف القرآن بأبلغ وأوفى من
وصف نبينا محمد صلى الله عليه وسلم. فقد روى الإمام الترمذي بسنده عن الحارث
الأعور، قال: مَرَرْتُ فِي الْمَسْجِدِ فَإِذَا النَّاسُ يَخُوضُونَ فِي
الْأَحَادِيثِ فَدَخَلْتُ عَلَى عَلِيٍّ فَقُلْتُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ
أَلَا تَرَى أَنَّ النَّاسَ قَدْ خَاضُوا فِي الْأَحَادِيثِ قَالَ وَقَدْ
فَعَلُوهَا قُلْتُ نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنِّي قَدْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَلَا إِنَّهَا سَتَكُونُ فِتْنَةٌ
فَقُلْتُ مَا الْمَخْرَجُ مِنْهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ كِتَابُ اللَّهِ
فِيهِ نَبَأُ مَا كَانَ قَبْلَكُمْ وَخَبَرُ مَا بَعْدَكُمْ وَحُكْمُ مَا
بَيْنَكُمْ وَهُوَ الْفَصْلُ لَيْسَ بِالْهَزْلِ مَنْ تَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍ
قَصَمَهُ اللَّهُ وَمَنْ ابْتَغَى الْهُدَى فِي غَيْرِهِ أَضَلَّهُ اللَّهُ وَهُوَ
حَبْلُ اللَّهِ الْمَتِينُ وَهُوَ الذِّكْرُ الْحَكِيمُ وَهُوَ الصِّرَاطُ
الْمُسْتَقِيمُ هُوَ الَّذِي لَا تَزِيغُ بِهِ الْأَهْوَاءُ وَلَا تَلْتَبِسُ بِهِ
الْأَلْسِنَةُ وَلَا يَشْبَعُ مِنْهُ الْعُلَمَاءُ وَلَا يَخْلَقُ عَلَى كَثْرَةِ الرَّدِّ
وَلَا تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ هُوَ الَّذِي لَمْ تَنْتَهِ الْجِنُّ إِذْ سَمِعَتْهُ
حَتَّى قَالُوا: (قُلْ اُوْحِيَ اِلَيَّ اَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ
فَقَالُوْٓا اِنَّا سَمِعْنَا قُرْاٰنًا عَجَبًاۙ ١ يَّهْدِيْٓ اِلَى
الرُّشْدِ فَاٰمَنَّا بِهٖۗ وَلَنْ نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ اَحَدًاۖ ٢) [الجن: 1-2]، مَنْ
قَالَ بِهِ صَدَقَ وَمَنْ عَمِلَ بِهِ أُجِرَ وَمَنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ وَمَنْ
دَعَا إِلَيْهِ هَدَى إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ خُذْهَا إِلَيْكَ يَا أَعْوَرُ ".
Dan kami tidak menemukan seorang pun yang menggambarkan Al-Qur’an
dengan lebih fasih dan lengkap daripada Nabi Muhammad SAW. Imam Tirmidzi meriwayatkan
melalui sanadnya dari al-Harits al-A’war, yang berkata: “Aku pernah lewat
masjid, sedangkan orang-orang tengah larut dalam pembicaraan yang bathil, lalu
aku menemui Ali, aku berkata: ”Wahai Amir al-Mu’minin, apa anda tidak melihat
orang-orang tengah larut dalam pembicaraan yang bathil (dengan mengabaikan
membaca Al Qur’an)”?, Ali bertanya: “Apakah mereka telah melakukannya?” Aku
menjawab: “Ya”. Ali berkata: “Ingatlah, aku pernah mendengar Rasulullah Saw.
bersabda: “Ingatlah, sesungguhnya akan terjadi fitnah”. Lalu aku bertanya: ”Bagaimana
solusinya wahai Rasulullah?”, beliau menjawab: “Kitab Allah (al-Qur’an), di
dalamnya ada kisah tentang peristiwa sebelum kalian, dan setelah kalian, hukum
perkara diantara kalian, ia adalah (firman) yang memisahkan (antara yang hak
dan yang bathil), bukan senda gurau, barangsiapa meninggalkannya karena
bersikap sombong, maka Allah akan membinasakannya, dan barangsiapa mencari
petunjuk pada selainnya, maka Allah akan menyesatkannya, ia adalah tali Allah
yang kokoh, ia adalah peringatan yang bijaksana, ia adalah jalan yang lurus,
dengannya keinginan-keinginan tidak akan menyimpang dan dengannya lisan-lisan
tidak akan samar, ulama tidak pernah puas darinya, tidak usang meski sering
diulang-ulang dan keajaiban-keajaibannya tidak kunjung habis, ia juga yang
menyebabkan jin-jin tidak berhenti mendengarnya hingga mereka berkata: (Katakanlah
(wahai Nabi Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah
mendengarkan (al-Qur’an yang kubaca).” Lalu, mereka berkata, “Kami telah mendengarkan
bacaan yang menakjubkan, (1) yang memberi petunjuk kepada kebenaran, sehingga
kami pun beriman padanya dan tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan
Tuhan kami.(2)) [QS. al-Jin: 1-2]. Siapa pun yang mempercayainya, benarlah ia.
Siapa pun yang mengamalkannya, akan mendapat pahala. Siapa pun yang berhukum
dengannya, akan berlaku adil. Siapa pun yang mengajak kepadanya, akan mendapat
petunjuk ke jalan yang lurus. Camkanlah ini, wahai A’war!”
فالقرآن الكريم بحر لا يدرك غوره، ولا تنفد
دُرَره، ولا تنقضي عجائبه، ولا تنتهي معارفه ولا تستقصى علومه، كلما قرأه المسلم
وتدبره ازداد شوقا إليه، هو المعجزة الخالدة على مر الدهور والأزمان، أنزله الله
على نبينا ليخرج الناس من الظلمات إلى النور، ويهديهم إلى صراط مستقيم، فبلغ صلى
الله عليه وسلم كلام ربه كما أنزل عليه وأدى الأمانة كاملة، واجتهد في نصح الأمة
حق الاجتهاد، وجاهد في الله حق جهاده، فما أحق الأعمار أن تُفنى فيه، والأزمان أن
تُشغل به، فالسعيد من صرف همته إليه ووقف فكره وعزمه عليه والموفق من وفقه الله
لتدبره واصطفاه للاشتغال به، فكل ساعة يقضيها الباحث سواء بالنظر في كتاب الله، أو
التأمل فيه أو في البحث فيما يتصل به، فهو في سبيل الله.
Al-Qur’an yang mulia adalah lautan yang kedalamannya tak terukur,
permata-permatanya tak pernah habis, keajaibannya tak pernah sirna,
pengetahuannya tak pernah berakhir, dan ilmunya takkan pernah habis digali.
Setiap kali seorang Muslim membacanya dan merenungkannya, semakin bertambahlah
kecintaannya kepadanya. Al-Qur’an adalah mukjizat abadi sepanjang masa,
diturunkan oleh Allah kepada Nabi kita untuk mengeluarkan manusia dari
kegelapan menuju cahaya (ilmu pengetahuan dan peradaban), dan membimbing mereka
ke jalan yang lurus. Nabi Muhammad SAW menyampaikan firman Tuhannya sebagaimana
diturunkan kepadanya, menunaikan amanah sepenuhnya, bersungguh-sungguh dalam
menasihati umat dengan sungguh-sungguh, dan berjuang di jalan Allah dengan
segenap kemampuannya. Maka, betapa pantasnya umur dihabiskan untuk al-Qur’an,
dan waktu digunakan untuk mempelajarinya. Beruntunglah orang yang mencurahkan
perhatiannya kepada al-Qur’an, memfokuskan pikiran dan tekadnya padanya.
Berhasillah orang yang diberi taufik oleh Allah untuk merenungkan dan
menjadikannya sebagai fokus utama. Setiap jam yang dihabiskan oleh seorang
peneliti, baik dengan membaca (menelaah) al-Qur’an, merenungkannya, atau
meneliti hal-hal yang berkaitan dengannya, ia berada di jalan Allah.
ومن أجل ذلك عرف أصحاب النبي صلى الله عليه
وسلم قدره فحرصوا أشد الحرص على حفظ كتاب الله ومدارسته والعمل به، وأصبح حجر
الزاوية في كيان الأمة الإسلامية حتى عرفت به أقدار الرجال، وقدم أهله في كل موقع
بل وجعل مهورا للنساء، وكان معيار التفاضل بينهم إذا تفاضل غيرهم بالدرهم والدينار
أو بالجاه والحسب.
Oleh karena itu, para sahabat Nabi Muhammad SAW menyadari nilai
al-Qur’an, sehingga mereka sangat bersungguh-sungguh dalam menghafal, mempelajari,
dan mengamalkannya. Al-Qur’an menjadi landasan utama dalam struktur masyarakat
Islam, bahkan menjadi tolok ukur kemuliaan seseorang. Para ahli al-Qur’an
dihormati di setiap tempat, bahkan dijadikan sebagai mahar bagi para wanita.
Al-Qur’an menjadi standar pembeda di antara mereka, sementara orang lain
menilai diri mereka berdasarkan harta benda, kedudukan sosial, atau keturunan.
ولقد توارثت أجيال المسلمين عبر تاريخهم
هذا الاهتمام بأمر القرآن، ومن ثم حظي بالنصيب الأوفى من المؤلفات والدراسات التي
تهدف إلى التمكين له في قلوب المسلمين وعقولهم حفظا وتلاوة، وفهما ودراسة وتفسيرا. وذلك منذ فجر عصر التدوين للعلوم
الإسلامية في قرون الإسلام الأولى، فتتابع التصنيف في علم التفسير، وكثرت فيه
المؤلفات، ومع الأيام تعددت تلك التفاسير في الاتجاهات والمناهج والأساليب رغم
وحدة الموضوع.
Dan sungguh, perhatian terhadap al-Qur’an telah diwariskan oleh
generasi Muslim sepanjang sejarah mereka. Oleh karena itu, al-Qur’an
mendapatkan porsi terbesar dalam karya tulis dan penelitian yang bertujuan
untuk memantapkannya dalam hati dan pikiran umat Islam, baik dalam hal hafalan,
tilawah, pemahaman, kajian, maupun penafsiran. Hal ini telah berlangsung
sejak awal era pendokumentasian ilmu-ilmu Islam pada abad-abad pertama Hijriah,
sehingga penulisan dalam bidang ilmu tafsir terus berlanjut, dan karya tulis
dalam bidang ini pun semakin banyak. Seiring berjalannya waktu,
penafsiran-penafsiran tersebut berkembang dalam berbagai arah, pendekatan, dan
metode, meskipun objek kajiannya tetap satu.
وهذا الكتاب الذي أقدمه إنما هو جامع لأشتات
المواد التي تتعلق بعلم التفسير وأصوله ومناهجه، والذي يحاول أن يبين للدارسين
الاتجاهات والمناهج والأساليب التي انتهجها المفسرون في تفاسيرهم، ويقدم لهم
القواعد والأدوات لتفسير صحيح للقرآن الكريم بطريقة منهجية علمية.
Buku yang saya sajikan ini merupakan kompilasi dari berbagai materi
yang berkaitan dengan ilmu tafsir, prinsip-prinsipnya, dan metodologinya. Buku
ini berusaha untuk menjelaskan kepada para peneliti berbagai aliran,
pendekatan, dan metode yang digunakan oleh para mufassir dalam penafsiran
mereka, serta memberikan kepada mereka kaidah-kaidah dan perangkat untuk
melakukan penafsiran al-Qur’an yang benar dengan pendekatan metodologis yang
ilmiah.
وبما أني قمت بتدريس هذه المادة بقسم
التفسير وعلوم القرآن في بعض الجامعات الإندونيسية، فإني قد اخترتُ بعض المباحث
التي أرى أنها مهمة وضرورية لفهم هذا العلم والتمكن من مسائله. ولا يزال هناك بعض
المباحث التي لا أحرر مسائلها، فأرجو من الله أن ييسر لي وللباحثين الآخرين تناول
ذلك - فيما بعد -، إنه خير مسؤول.
Karena saya telah mengajar mata kuliah ini di Jurusan Tafsir dan
Ilmu al-Qur’an di beberapa universitas di Indonesia, saya telah memilih
beberapa topik bahasan yang saya anggap penting dan esensial untuk memahami
ilmu ini dan menguasai permasalahannya. Masih ada beberapa topik bahasan yang
belum saya bahas secara mendalam, oleh karena itu saya berharap kepada Allah
untuk memudahkan saya dan para peneliti lain untuk membahasnya di kemudian
hari. Dialah sebaik-baik Dzat yang Maha dimintai permohonan (do’a).
علم التفسير: اصوله ومناهجه لعفيف الدين دمياطي |
وقد حاولتُ أن أكتب مباحث هذه المادة
بأسلوب سهل يناسب الطلاب والدارسين؛ معززا مسائلها بالأمثلة والشواهد الموضحة لها،
وإن كان بعضها قد يخلو، مستدلا عليها بأقوال العلماء والمفسرين. راجيا من الله
العلي القدير أن يجعلها لبنة صالحة في صرح ذلك المجال من مجالات الدراسات
القرآنية.
Saya telah berusaha menulis materi-materi dalam buku ini dengan
gaya bahasa yang mudah dipahami oleh mahasiswa dan pelajar, dengan memperkuat
setiap permasalahan menggunakan contoh-contoh dan bukti-bukti yang menjelaskan,
meskipun beberapa di antaranya mungkin tidak disertai contoh, namun tetap
merujuk pada pendapat para ulama dan mufassir. Saya berharap kepada Allah Yang
Maha Kuasa agar menjadikan buku ini sebagai kontribusi yang bermanfaat dalam
bidang kajian ilmu al-Qur’an.
وإلى هذا، قصدتُ، فإذا انجلى قصدي عن صواب
فالفضل فيه لله وحده وأبرأ إليه من كل حول، وإن كان غير ذلك فما أردت إلا الحق،
والله سبحانه وتعالى أسأل أن يغفر لي ولوالدي ولأولادي ولمشايخي ولجميع المسلمين
والمسلمات الأحياء منهم والأموات، إنه غفور رحيم.
Inilah tujuan saya, jika tujuan saya benar maka semua kebaikan datangnya dari Allah semata dan saya berlepas diri dari segala kekurangan. Jika ada kesalahan, saya hanya menginginkan kebenaran. Saya memohon kepada Allah SWT untuk mengampuni saya, orang tua saya, anak-anak saya, guru-guru saya, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
جومبانج إندونيسيا ٢٠١٦
محمد عفيف الدين دمياطي
Jombang, Indonesia 2016
Muhammad Afifuddin Dimyathi
Posting Komentar untuk "#1 Terjemah 'Ilm al-Tafsir: Ushuluhu wa Manahijuhu karya KH Afifuddin Dimyathi - علم التفسير: اصوله ومناهجه لعفيف الدين دمياطي"